Sorong - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Maluku Utara Papua Barat Daya menggelar aksi solidaritas pada Senin, 23 Juni 2025. Aksi ini adalah bentuk dukungan mereka kepada 11 Masyarakat Maba Sangaji yang menjadi tahanan melalui putusan Pengadilan Negeri Soasio Tidore pada 16 Juni 2025.
Berdasarkan pemantauan tim LPM HONAI, massa memulai aksi pada pukul 14:30 WIT yang berlokasi di Taman Sorong City, Papua Barat Daya.
Dalam orasinya, Hasan Ibrahim mengatakan bahwa putusan Pengadilan Negeri Soasio Tidore sangat mengkriminalisasi 11 masyarakat Maba Sangaji padahal mereka mempertahankan tanah dari aktivitas pertambangan.
“Mereka memperjuangkan tanah dari eksploitasi alam karena aktifitas pertambangan PT Position. Namun, Polda Maluku Utara memakai pasal 106 dan 110 KUHP tentang perbuatan makar”, ujarnya.
“Jika gerakan hanya dilakukan di wilayah Maluku Utara saja. Tentunya, tidak akan terbentuk rasa solidaritas untuk melawan pembungkaman kepada mereka”, tegasnya.
Massa aksi saling bergantian menyampaikan orasi dan dukungan mereka kepada 11 masyarakat Maba Sangaji dan juga mengangkat isu-isu seputar kerusakan lingkungan akibat aktifitas pertambangan.
Aksi ini, kemudian ditutup dengan pernyataan sikap bersama yang dirumuskan dalam beberapa poin, yaitu:
1. Mendesak Kapolda Maluku Utara untuk segera masyarakat Maba Sangaji tanpa syarat.
2. Menuntut Gubernur Maluku Utara untuk mencabut aktivitas pertambangan yang ada di Maluku Utara.
3. Mengecam segala bentuk represif aparat kepada masyarakat adat.
4. Meminta Kapolda Maluku Utara untuk turun dari jabatannya.
5. Meminta Presiden untuk mencopot jabatan Gubernur Maluku Utara.
Massa yang ikut bergabung dalam aksi ini mulai membubarkan diri pada pukul 17:00 WIT. Dengan dilakukannya aksi solidaritas ini, diharapakan dapat menjadi bentuk solidaritas kepada 11 masyarakat Maba Sangaji dan segala jenis pembungkaman lainnya.
Tinggalkan Komentar